awal berdiri nya INDONESIA KIJANG CLUB

>> Selasa, 01 Juni 2010

Singkat cerita, di Jakarta ada sekelompok anak muda pemilik Toyota Kijang yang punya impian, sering kongkow-kongkow bareng. Mereka berasal dari kawasan Selatan Jakarta. Lantas mereka sepakat untuk menamakan kelompok ini AICA (All Independent Kijang Association).

Mobil boleh sama, tapi isi kepala siapa tahu? Aturan yang dulu disepakati lama-lama dinilai terlalu membebani anggota. Hal inilah ihwal perpecahan AICA. Persyaratan njelimet bikin klub tidak solid. Maklum saja, syarat terintegrasi dengan AICA cukup membuat pemilik Kijang geleng-geleng kepala. Contohnya, harus memiliki Kijang lansiran 1990 ke atas, diwajibkan memakai pelek berdiameter besar (di atas ring 16`), `Disamping arah tujuan klub dinilai sebagian anggota tidak jelas,` urai Amin.

Beberapa anggota akhirnya melepaskan diri dari AICA, dan berupaya membentuk klub yang dapat menampung aspirasi seluruh anggota dan semua varian Kijang. Setelah keluar dari AICA, ada lima anak muda merasa gelisah, kok populasi Kijang yang besar belum ada satu pun organisasi yang menyatukannya? Dengan tekad baja, akhirnya lambat laun teman-teman sealiran ikut bergabung. Dan mereka yang melepaskan diri inilah sebagai penggagas awal berdirinya IKC. Mereka yang keluar berupaya keras membangun IKC.

Episode berikutnya, IKC resmi berdiri 19 Juli 1998 di Jakarta. Awal berdiri anggota baru 10 orang/mobil. Dari 10 orang, 5 diantaranya adalah sebagai pemrakarsa sekaligus motor penggerak berdirinya IKC. Kelima orang ini dulunya adalah mantan anggota AICA.

Saat itu jumlahnya mencapai 10, diputuskan nama awal klub adalah IKC. Nama IKC dipilih supaya organisasi ini lebih menasional. Artinya nama IKC dapat dipakai di seluruh daerah, agar anggotanya berasal dari seluruh daerah.

Tujuan terbentuknya IKC, tambah Amin, mempererat tali persaudaraan sesama pemakai Kijang khususnya di Jakarta, selain mempertegas arah tujuan pendirian klub tentunya.

Dalam perkembangannya, IKC Jakarta mencatatkan diri sebagai komunitas Kijang yang paling banyak anggotanya, yakni mencapai 150 mobil/orang, belum termasuk para kru. Yang dimaksud kru, menurut Amin, adalah anggota yang pernah memiliki Kijang lalu menjualnya ke orang lain, dan mereka yang tidak memiliki tunggangan tapi turut pula bergabung.

Seiring perjalanan waktu, jumlah anggota IKC telah mengalami pemulihan, karena ada anggota yang keluar dan ada yang masuk. Kini, total anggota berjumlah kurang lebih 50 orang. Angka tersebut belum termasuk simpatisan atau kru.

Dewasa ini IKC telah melebarkan sayap hingga ke Bali. Sayap pertama di buka di Bandung pada 13 April 2001. Jumlah IKC cabang Bandung sekitar 15 orang. Setelah IKC Bandung dan beberapa kota lainnya resmi terbentuk, menyusul kemudian Bali dan beberapa kota lain di Jawa.



KAMI ADALAH CLUB MOBIL TOYOTA KIJANG PERTAMA DI INDONESIA, TERLUAS CABANGNYA & TIADA DUANYA....

Read more...

sejarah indonesia kijang club

Bergabung dengan komunitas klub otomotif memang memiliki sejumlah manfaat yang dapat dipetik. Selain mendapatkan banyak teman, pengetahuan pun semakin bertambah. Biasanya pada saat para anggota klub berkumpul, pembicaraan yang bergulir hampir dipastikan bertemakan seluk-beluk otomotif. Baik yang bersifat teknis, maupun nonteknis.

Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Enrico Alex, Humas Indonesia Kijang Club (IKC). ''Sejak bergabung dengan klub ini pada tahun 2003, banyak sisi positif yang saya petik. Relasi bertambah luas, pengetahuan otomotif pun semakin dalam,'' katanya kepada Republika.

Menurut mahasiswa berusia 21 tahun itu, pada IKC terdapat sejumlah kelebihan yang biasanya tidak didapat di klub otomotif lain. Misalnya, IKC sama sekali tidak membatasi tahun kendaraan maupun keadaan kendaraan yang didaftarkan. ''Anggota klub ini mulai dari pemilik mobil Toyota Kijang tahun 1984 hingga Kijang Innova terbaru. Kondisi mobil pun bermacan-macam. Dari yang masih standar hingga yang sudah dimodifikasi,'' ujarnya.

IKC, kata Rico -- panggilan akrab Enrico -- berdiri sejak 19 Juli 1998. Pada awal berdiri, klub otomotif itu beranggotakan sekitar 15 orang saja. Saat ini anggota IKC adalah tak kurang dari 43 orang. ''Sekitar beberapa tahun lalu anggota klub kami sempat berjumlah 100 orang. Namun, padatnya aktivitas masing-masing membuat satu per satu nonaktif. Lama-lama anggota kami terus berkurang hingga saat ini yang bertahan sekitar 43 orang,'' katanya.

Namun ia menegaskan, sampai saat ini klub otomotif itu masih aktif dan terus mengadakan kegiatan. ''Untuk bulan Mei 2006, kami mempunyai agenda untuk menggelar kegiatan bakti sosial. Rencananya para anggota akan mengumpulkan uang, mie instan, dan baju bekas untuk disumbangkan ke panti asuhan,'' ungkapnya.

Kegiatan lain yang biasa dilakukan oleh IKC antara lain melakukan touring. ''Biasanya kami melakukan konvoi bersama. Rute berkendaraan pun ditempuh dalam jarak yang cukup jauh, seperti Bali,'' jelasnya. Untuk menjalin ikatan persaudaraan yang erat antaranggota diperlukan komunikasi yang intensif. Hal itu sangat disadari IKC. Berdasarkan pengakuan Rico, klub otomotif itu memiliki pertemuan rutin yang dilakukan setiap pekan. ''Setiap Jumat dan Sabtu, kami bertemu di kantor sekretariat di Jl Pakubuwono, Jakarta. Sedangkan, Minggu sore kami biasa berkumpul di Senayan,'' ungkapnya.

Sedikit menoleh ke belakang, Rico menceritakan asal mula pendirian klub otomotif independen itu. ''Awalnya IKC merupakan sekumpulan anak muda yang memiliki hubungan pertemanan dan sering kumpul. Karena sama-sama memiliki mobil Kijang, pembicaraan pun seringkali terfokus pada seluk beluk kendaraan yang dimiliki itu. Lama-lama, tercetuslah ide untuk mendirikan klub ini,'' katanya.

Untuk bergabung, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain
  • punya mobil Toyota Kijang
  • menyerahkan foto copy KTP, SIM
  • membayar uang registrasi Rp 100 ribu.

Dengan sejumlah uang tersebut, anggota akan mendapatkan stiker klub. Namun, untuk memiliki seragam klub, berupa kemeja, harus membeli seharga Rp 80 ribu. Keuntungan menjadi anggota klub ini antara lain tidak akan dikenakan uang tahunan. ''Paling kalau mau ada kegiatan kita sama-sama ngumpulin uang,'' tuturnya.

Uniknya klub ini, kata Rico terbuka pula bagi mereka yang tertarik untuk bergabung meski tidak memiliki mobil Kijang. ''Asal benar-benar tertarik. Meski misalnya hanya punya motor pun tetap bisa gabung. Namun status keanggotaannya menjadi Indonesia Kijang Club Crew,'' Rico menjelaskan. Tetapi, setiap kegiatan IKC tetap dapat diikuti pula oleh anggota IKC Crew. ''Yang terpenting bagi kami adalah kebersamaan. Bahkan, Untuk ngumpul rame-rame pun kami biasanya patungan dengan hanya sekitar Rp 3.000 per orang,'' katanya.
Rico menggarisbawahi, meski digawangi oleh sekumpulan anak muda, klub ini terbuka bagi siapa saja tanpa dibatasi usia. Menurutnya, anggota yang terdaftar saat ini memiliki kisaran usia antara 17-35 tahun.

Read more...

About This Blog

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP